Pimpinan Ponpes Suka Mesum, 15 Santri Bakal Diperiksa

Pimpinan Ponpes Suka Mesum, 15 Santri Bakal Diperiksa
Pimpinan ponpes yang mesum. Foto: dok. JPG/pojokpitu

jpnn.com - SURABAYA - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya masih mengembangkan kasus pencabulan yang dilakukan Wagiyanto, pimpinan Pondok Pesantren Darul Faroh.

Salah satu yang didalami adalah ada tidaknya korban selain kakak beradik, MA dan ME.

"Ada 15 orang santri yang tinggal di sana. Kami berencana memeriksa mereka semua," terang Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni kepada Jawa Pos.

Sejauh ini memang belum ada bukti adanya korban lain.

Polisi menduga, bisa saja ada santri yang takut untuk mengadu. Itu mengacu pada pencabulan yang menimpa MA.

 Setelah menjadi korban perbuatan asusila selama lima tahun, dia baru berani buka mulut. Itu pun setelah dia keluar dari pondok tersebut.

"Pelaku sendiri cuma mau mengakui perbuatannya terhadap MA. Sedangkan ke adiknya (ME) belum benar-benar terbuka," ungkapnya.

Hari ini polisi mengadakan rekonstruksi di pondok pesantren yang beralamat di Jalan Dukuh Pakis II/ 62 itu.

 Berdasar pengakuan pelaku, selama ini dia melakoni perbuatan bejat saat kondisi sepi.

 Biasanya, kesempatan tersebut datang setelah ada kegiatan. Tempat eksekusinya salah satu ruangan di yayasan itu.

Setelah santri lain meninggalkan ruangan, Wagiyanto menahan korban agar menunggu.

Dia lalu merayu MA dengan iming-iming akan dipenuhi semua kebutuhan hidupnya. Padahal, semua santri juga bakal mendapatkannya.

Menurut keterangan yang diterima polisi, selama ini MA kerap mendapat perlakuan istimewa.

Santri lain sebenarnya merasakan itu, tapi mereka tidak pernah protes. Mereka juga tidak menyangka bahwa Wagiyanto sampai berbuat tidak senonoh terhadap MA.

SURABAYA - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya masih mengembangkan kasus pencabulan yang dilakukan Wagiyanto, pimpinan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News