Pinangki

Pinangki
Pinangki Sirna Malasari saat mengikuti sidang di Pengadilan Tipikor, beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

Korupsi anggaran biasanya direncanakan dengan rapi sehingga bau korupsinya bisa tersembunyi.

Korupsi patron-klien ini meluas dan menjadi pola korupsi di Indonesia.

Orang yang punya kewenangan tertentu menjual kewenangan dengan imbalan tertentu.

Korupsi patron-klien semacam ini selalu terselubung halus dan tidak gampang terendus, karena dilakukan dalam action plan yang lembut, profesional, dan canggih.

Kasus Djoko Tjandra dan Pinangki menjadi drama korea yang menegangkan dan kompleks, karena melibatkan institusi Kejaksaan, Kepolisian, dan Parlemen.

Sudah ada jenderal polisi yang dihukum, sudah ada anggota dewan yang dibui.

Masyarakat menunggu apakah akan ada atasan Pinangki di Kejaksaan Agung yang bakal diungkap namanya.

Namun, ternyata drama korea berakhir mengecewakan. Alih-alih ada petinggi lain yang diungkap keterlibatannya, hukuman Pinangki malah dikorting seperti barang obralan. (*)

Di Arab Saudi koruptor dipotong tangannya. Di China koruptor dipotong lehernya. Di Indonesia koruptor dipotong...


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News