PJJ Setahun, Anak-Anak Mengalami Krisis Kesehatan Mental

PJJ Setahun, Anak-Anak Mengalami Krisis Kesehatan Mental
Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal. Foto: tangkapan layar YouTube.

"Learning poverty ini krusial untuk segera ditangani karena akan berdampak pada kemampuan dasar pembelajaran selanjutnya yang lama kelamaan akan mengakibatkan defisit SDM di Indonesia," ujarnya.

GSM menyarankan kepada kementerian untuk mengubah paradigma pendidikan dari penyeragaman dan kepatuhan pada konten akademik ke pendidikan yang lebih mengembangkan penalaran kritis dan empati sosial.

Perubahan paradigma ini harus dilakukan secara holistik dengan mengubah berbagai macam regulasi dengan model evaluasi yang berbasis umpan balik terkait proses belajar siswa.

"Agar kebijakan ini sejalan maka perlu koordinasi yang intensif antara pemerintah pusat dengan daerah agar kebijakan bisa dijalankan dengan benar dan baik," ucapnya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh GSM untuk mengatasi permasalahan PJJ adalah membuat kurikulum berbasis rumah dan komunitas yang disebut home based learning (HBL).

Dengan kurikulum ini, guru didorong memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk membuat kurikulum sekolah sendiri yang kontekstual dengan latarbelakang ekonomi keluarga siswa dan geografi sekolah.

Selain itu murid dan guru menjadi tidak bergantung pada fasilitas koneksi internet maupun gawai yang dipakai. Untuk memberikan feedback terhadap proses belajar siswa, guru bisa melakukan kunjungan ke rumah siswa atau mengadakan pertemuan seminggu sekali dengan jumlah siswa terbatas untuk mendiskusikan proses belajar yang baru tersebut.

"Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada koneksi internet dan gawai dalam menyelenggarakan pembelajaran selama pandemi," pungkasnya. (esy/jpnn)

Selama ini pembelajaran PJJ dilakukan tanpa interaksi sehingga mengakibatkan anak stres dan lelah.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News