Pleidoi Putri Candrawathi Menyinggung Air Mata Ferdy Sambo

Pleidoi Putri Candrawathi Menyinggung Air Mata Ferdy Sambo
Petugas membuka borgol terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi di PN Jaksel. Foto: Ricardo/JPNN

Namun, Putri Candrawathi bersyukur karena pelukan, senyuman, bahkan air mata suami dan anak-anaknya menjadi penolong menguatkan dirinya.

"Begitu juga bayangan tentang apa yang diajarkan almarhum ayah saya puluhan tahun lalu untuk tetap tegar menjalani kehidupan," kata Putri.

Dia memohon kepada Tuhan agar diberi waktu kembali memeluk anak-anaknya.

"Pelukan yang paling dalam, merasakan hangat tubuh mereka dalam kasih sayang seorang ibu," kata Putri.

Dia mengatakan apa yang disampaikan dalam pleidoinya bukanlah pembenaran atau sangkalan terhadap peristiwa yang terjadi.

Peristiwa itu, kata Putri, merupakan sesuatu yang tidak pernah diinginkannya sedikit pun.

"Tidak pernah sebuah kejadian yang akhirnya merenggut kebahagiaan keluarga sekaligus kehormatan saya sebagai perempuan," ucap Putri.

Putri Candrawathi mengaku surat itu ditulisnya sebagai penjelasan secara langsung di depan persidangan bahwa dirinya tidak pernah sekali berniat merencanakan untuk menghabisi nyawa Brigadir J.

Pleidoi Putri Candrawathi berisi banyak hal termasuk klaim soal jutaan hinaan kepada istri Ferdy Sambo itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News