PLN Gandeng 5 PTN, LAPAN, dan TNI AD

PLN Gandeng 5 PTN, LAPAN, dan TNI AD
Ilustrasi. Pembangkit listrik. Foto dok PLN

Berada di Provinsi Papua sekitar satu bulan, Vita belajar banyak hal. Seperti bagaimana sikap penerimaan dan penolakan dari masyarakat setempat waktu itu. Walaupun tim EPT datang dengan niat baik ingin melistriki Papua, tetapi penerimaan dari masyarat setempat tidak selalu sama nadanya.

“Misalnya ada satu distrik yang menerima kedatangan mereka secara lebih terbuka, yaitu di daerah pantai. Meeka termasuk dalam kelompok yang biasa menerima kedatangan warga dan tamu asing, sehingga mereka tidak curiga. Bedanya dengan kondisi di daerah pegunungan, dengan kontur geografis yang memang sudah sulit dilewati, ternyata juga berpengaruh terhadap sifat dan karakter penduduknya, yang juga tidak mudah menerima apakah informasi ataupun rencana dan niat baik dari anggota tim EPT untuk membawa terang ke Papua,” paparnya.

Karena itu dari awal kedatangan sudah disampaikan, tim EPT tidak langsung melistriki Papua, melainkan ini adalah awal proses masuknya listrik ke distrik ini. Pernyataan ini perlu dikemukakan, agar tim tidak dikatakan “menipu” penduduk setempat.

Jika tidak demikian, pasti akan muncul pertanyaan,” Kapan listrik akan muncul ke daerah kami?” Sementara bagi mereka sebagai mahasiswa tim ekspedisi, tidak tahu dengan pasti, kapan program listrik masuk ke sana akan terimplementasi.

Dari survei di lapangan, lanjut Vita, berbagai upaya perlu dilakukan, karena ada di satu distrik yang masuknya listrik, masih bisa dilakukan dengan sistem memperpanjang atau menarik kabel listrik, dan itu dipandang lebih efektif, ketimbang harus membangun pembangkit listrik, yang perawatannya belum tentu dipahami dengan baik.

Apalagi daerah tersebut, ternyata menolak masuknya energi terbarukan (renewable energy). Namun demikian, daerah tersebut juga masih berpotensi untuk pengembangan turbin angin.

Ada juga daerah atau distrik yang hanya mau menerima masuknya listrik dari PLN, karena mereka pernah menggunakan PLTS, tetapi pasokan listriknya tidak tetap, sehingga mudah mati lampu (tidak ada aliran listrik). Itu sebabnya mereka hanya mau jika yang masuk ke distrik mereka, adalah aliran listrik yang bersumber dari PT PLN (Persero).

Dari hasil kajian dan survei menurut Kepala Divisi Pengembangan Regional Maluku - Papua PT PLN (Persero) Eman Prijono Wasito Adi, ada empat alternatif EBT yang ditawarkan dalam EPT yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik (Talis) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), serta PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). (esy/jpnn)

Data PLN menyebut, sampai Juli 2019 rasio elektrifikasi Provinsi Papua adalah 48,5 persen dan Papua Barat 91,22 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News