Polisi Akui Kesulitan Ungkap Kartel 1 Ton Sabu-sabu

Polisi Akui Kesulitan Ungkap Kartel 1 Ton Sabu-sabu
Salah satu ABK kapal Wanderlust warga Taiwan digiring anggota polisi di atas kapal saat pemeriksaan kapal pengangkut sabu satu ton di Dermaga Bea Cukai, Tanjunguncang, Batuaji, Minggu (16/7). F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya kesulitan untuk mendeteksi kartel sabu-sabu satu ton yang diungkap di Anyer, Banten.

Pasalnya, alur transaksi antara kartel, bandar, kurir, dan pembeli tidak saling kenal.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, setiap pihak menggunakan komunikasi terputus.

"Jadi antara awak kapal, penerima di Serang dan yang akan menerima di Jakarta yang mengendalikan di luar negeri, masing-masing pun tidak mengenal. Ini sel terputus, tapi dikendalikan dari luar," kata Nico di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (20/7).

Nico mengatakan, para tersangka yang telah ditangkap mengaku tak mengetahui kepada siapa barang haram itu akan dikirim. Mereka hanya mendapat perintah menyandarkan kapal dan menurunkan barang yang berisi sabu-sabu di Anyer.

Nico menganggap bahwa kartel pemilik sabu-sabu merupakan jaringan internasional. Hal ini mengingat Kapal Wanderlust yang menjadi target empat negara di Asia Tenggara.

"Semoga bisa dilacak dengan berkomunikasi ke Kepolisian Tiongkok dan Taiwan," kata dia.

Kerja sama mengungkap kartel di balik peredaran sabu-sabu itu juga menggandeng Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Dia mengharapkan, tukar informasi bisa menemukan pemilik sabu-sabu tersebut.

Polda Metro Jaya kesulitan untuk mendeteksi kartel sabu-sabu satu ton yang diungkap di Anyer, Banten.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News