Polisi Australia Mata-matai Anggota Parlemen Sendiri

jpnn.com - CANBERRA - Di tengah isu penyadapan terhadap Presiden SBY, Kepolisian Federal Australia (AFP) mengakui telah melakukan kegiatan pengumpulan data dan telepon (metadata) terhadap empat anggota parlemen federal.
Pengakuan ini dikatakan Kepala Komisioner AFP Tony Negus, dalam rapat dengar pendapat di kantor Senat Australia, Rabu (20/11).
Seperti dilaporkan ABC News, pengakuan Negus menjawab pertanyaan dari senator independen, Nick Xenophon. Sang senator mencecar Negus mengenai jumlah anggota parlemen yang dimata-matai komunikasinya.
"Kurang dari lima," jawab Negus.
Namun, pihak AFP tidak menyebutkan apakah penyadapan termasuk bagian dari kegiatan tersebut. Menurut Negus, kalaupun penyadapan dilakukan, sesuai ketentuan hukum lembaganya tidak bisa mengungkapkannya.
Pengakuan Negus memicu desakan untuk lebih memperketat aturan yang melindungi privacy di Australia. Dalam rapat, Senator Scott Ludlum dari Partai Hijau mendesak perubahan undang-undang untuk melindungi privasi mereka.
Ia meminta agar dipastikan supaya tidak semua lembaga bisa mengumpulkan metadata hanya dengan cara mengisi selembar formulir otorisasi.
"Ujian nyata bagi parlemen adalah pada saat kapan jaminan otorisasi pengumpulan metadata bisa dilakukan," kata Senator Ludlum. (dil/jpnn)
CANBERRA - Di tengah isu penyadapan terhadap Presiden SBY, Kepolisian Federal Australia (AFP) mengakui telah melakukan kegiatan pengumpulan data
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit