Polisi Ganteng Ini Lihai Menari Remo, juga Jago Ceramah

Polisi Ganteng Ini Lihai Menari Remo, juga Jago Ceramah
CINTA SENI: AKBP Dody Eko Wijayanto menunjukkan kebolehannya menari remo. Foto: WS Hendro/Jawa Pos

Untuk studi tersebut, Dody mengunjungi Ngimbang yang terkenal sebagai pusat tari kiprah balun pada zaman dahulu. Sesampainya di sana, dia tidak mendapati seorang pun penari karena sudah meninggal dunia. Hanya ada Mbah Kromo, penabuh gendang kiprah balun. Mbah Kromo tidak bisa menari, namun mengerti setiap gerakannya.

Penelitian pun dilakukan dengan bantuan Mbah Kromo. Untuk urusan aransemen musik, Dody meminta bantuan seorang sarjana karawitan. Untuk gerakan tari, dia dibantu mahasiswa seni tari ISI. Setelah tarian jadi, Dody mementaskannya di depan pejabat-pejabat Lamongan. Hal tersebut membuat Mbah Kromo terharu. ”Namun, beberapa waktu setelah itu, Mbah Kromo meninggal dunia,” ucapnya.

Keberhasilan membangkitkan kesenian daerah yang sudah punah itu membuat kiprah Dody sebagai pelestari budaya daerah terus bersinar. Setelah masa jabatan sebagai ketua Dewan Kesenian Lamongan berakhir, bapak dua anak itu diangkat sebagai anggotaPleno Dewan Kesenian Jawa Timur hingga saat ini.

Menjadianggota Pleno Dewan Kesenian Jatim tidak membuat Dody berdiam diri. Dia malah semakin getol melakukan penelitian kesenian. Profesi sebagai polisi mengharuskannya berpindah-pindah tempat tugas. Kegiatan itu dimanfaatkannya untuk melakukan penelitian kesenian di tempat-tempat dinasnya.

Salah satunya dilakukan Dody saat masih menjabat Kabag Sumda Di Polres Madiun Kota. Meski hanya enam bulan mengampu jabatan tersebut, Dody sudah melakukan penelitian tentang tari dongkrek. Rencananya, tarian itu dipentaskan di Madiun setelah Lebaran.

Demikian juga saat bertugas sebagai Kasatbinmas di Polrestabes Surabaya sejak Mei lalu. Meski baru sekitar dua bulan menjabat di Surabaya, Dody sudah terlibat dalam tim penelusuran dokumen sejarah bangunan polrestabes dalam perspektif sejarah Surabaya. ”Bangunan polrestabes akan direnovasi sesuai dengan bentuknya pada zaman dahulu,” kata pria yang pernah menjadi dosen Pancasila di Akademi Kereta Api Madiun itu.

Masih ada lagi kegiatan yang patut dicontoh dari Dody. Baru-baru ini, dia meluncurkan buku berisi kumpulan 15 cerita rakyat yang ditulisnya. Buku tersebut memuat cerita-cerita rakyat yang pernah diteliti Dody seperti dari Kediri dan Madiun.

Tidak hanya meluncurkan buku berisi cerita rakyat, Dody juga menerbitkan buku yang berkaitan dengan profesinya sebagai polisi. Judul buku itu diambil dari disertasinya saat menyelesaikan S-3 di Unibraw. Yaitu, Kebijakan Strategi Polmas dalam Penyelesaian Perkara Pidana.

POLISI yang satu ini memiliki banyak talenta. Tidak hanya serius menegakkan hukum, dia juga piawai melakukan banyak aktivitas. Mulai seni tari, akademisi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News