Politik Saling Kunci Habiskan Energi

Politik Saling Kunci Habiskan Energi
Politik Saling Kunci Habiskan Energi
Sukardi juga melihat partai-partai koalisi di dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) lebih sibuk memikirkan hal-hal sepele seperti reshuffle kabinet ketimbang mendorong kinerja pemerintah secara keseluruhan. Sebaliknya, partai-partai oposisi terutama PDIP tidak bergairah mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah.

“Tidak mengherankan jika peran oposisi sepenuhnya diambil alih oleh para aktivis dan mahasiswa,” kata Sukardi sembari menambahkan, situasi saling sandera di antara partai politik tersebut memberi ruang lebih luas pada presiden untuk mengunci parpol anggota koalisi, termasuk dengan penggunaan sekretariat gabungan.

Ditambah lagi dengan karakter presiden yang peragu, sebut Sukardi, mendorong partai-partai mitra koalisi untuk menjadikan Setgab sebagai arena untuk mengkritisi Presiden apabila kepentingan partai terganggu. Akibatnya, urusan-urusan strategis menyangkut manajemen pemerintahan dan ketatanegaraan seperti pemilihan ketua KPK, Komisi Yudisial, Kapolri dan Jaksa Agung menjadi berlarut-larut.

Selain itu, komunikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seringkali berisi hal-hal yang sulit untuk dipahami masyarakat sehingga tidak efektif. “Komentar tentang monarki Yogyakarta adalah contoh terakhir dari komunikasi presiden yang tidak efektif,” katanya.

JAKARTA - Pengamat dari Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit, mencermati sepanjang 2010 ini terjadi fenomena politik saling kunci. Adapun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News