Politikus PDIP: Ahok Tak Tahan Lihat Jokowi Rusak Demokrasi

Politikus PDIP: Ahok Tak Tahan Lihat Jokowi Rusak Demokrasi
Direktur TPN Ganjar-Mahfud Charles Honoris bersama Ahok dan Ganjar Pranowo. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belakangan kembali menyita perhatian publik.

 Di media sosial X (Twitter), Ahok dianggap sebagian warganet sebagai ‘kuda putih’ Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Julukan itu disematkan pada Ahok posisinya yang sekarang mendukung Ganjar-Mahfud.

Menurut pandangan publik, Jokowi sengaja menempatkan Ahok untuk mencegah pasangan calon (paslon) Ganjar Pranowo-Mahfud Md bergabung dengan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, guna menghadapi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di putaran kedua Pemilihan Presiden (Pilpres).

Menanggapi itu, politikus PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Hanteru Sitorus  menegaskan narasi soal 'kuda putih' itu sangat tak masuk akal.

Menurutnya, itu bukan alasan Ahok sampai meninggalkan jabatannya di Pertamina demi mendukung Ganjar.

"Ahok itu keluar dari Pertamina karena tidak tahan melihat Jokowi menggunakan kekuasaan untuk memenangkan anaknya, merusak tatanan, merusak demokrasi," tegas Deddy di akun Tiktoknya, baru-baru ini.

Deddy pun membantah keras narasi 'kuda putih' tersebut. Dia menegaskan, narasi kuda putih omong kosong belaka.

Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Hanteru Sitorus menegaskan narasi soal Ahok sebagai kuda putih itu sangat tak masuk akal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News