Politikus PDIP: Saya Bukan Presiden

Politikus PDIP: Saya Bukan Presiden
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan kalau dirinya yang menjadi presiden pasti tahu siapa menteri yang harus diganti. Tapi karena presidennya Pak Jokowi, kata Masinton, hanya Pak Jokowi dan Tuhan saja yang tahu.

“Tidak tepat kalau saya ditanya siapa di antara para menteri ini direshuffle. Sebab saya bukan presiden, tapi Pak Jokowi. Karena itu hanya Pak Jokowi dan Tuhan yang tahu,” kata Masinton saat diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Reshuffle Kabinet” di pressrom DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4).

Terlepas dari itu, ujar Masinton, dalam catatannya sebagai anggota DPR, wacana reshuffle ini bergulir semenjak pertengahan Desember 2015 sejalan dengan terbentuknya Pansus Pelindo II DPR.

“Pada akhir masa kerja Pansus itu, salah satu rekomendasinya kepada presiden adalah copot Menteri BUMN Rini Soemarno,” ujar anggota Komisi III DPR ini.

Selain mengacu kepada rekomendasi Pansus Pelindo untuk mereshuffle kabinet lanjutnya, ada juga di antara menteri di kabinet belum kompak bekerja dalam nawacita.

“Ada menteri yang menggunakan jabatannya untuk bangsa dan negara. Ada juga untuk bisnis pribadi dan kroni-kroninya. Misalnya dalam kasus Blok Masela.

“Satu Menko menggunakan jabatannya untuk kepentingan nasional dan ada pula satu menteri teknis berbicara soal Bok Masela untuk kepentingan asing. Begitu juga dalam proyek kereta cepat. Terlihat betul ada menteri menggunakan kewenangan dan jabatannya untuk kepentingan bisnis asing," ungkapnya.

Nawacita, menurut Masinton, sesungguhnya untuk melindungi rakyat dan negara. "Kalau ada menteri yang gunakan jabatan dan kewenangannya untuk bisnisnya itu nawacita gadungan namanya," tegas dia.

JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan kalau dirinya yang menjadi presiden pasti tahu siapa menteri yang harus diganti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News