Politikus PKS Amin AK: Keminves Wajib Memperbaiki Kualitas Investasi

Politikus PKS Amin AK: Keminves Wajib Memperbaiki Kualitas Investasi
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin AK. Foto: Humas FPKS DPR

jpnn.com, JAKARTA - Perubahan nomenklatur dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi (Keminves) harus berdampak pada peningkatan kualitas investasi di Indonesia.

Ada 3 indikator utama untuk mengukur apakah kualitas investasi di Indonesia lebih baik atau tidak. Yaitu laju peningkatan ekspor, bertambahnya lapangan kerja baru secara signifikan, dan kesinambungan investasi.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Amin AK menjawab pertanyaan awak media terkait pembentukan Keminves, Senin (12/10).

Selain ketiga indikator tersebut, menurut Amin, untuk investasi asing juga harus menyertakan adanya transfer teknologi untuk meningkatkan kemampuan anak bangsa dalam penguasaan teknologi dan hilirisasinya.

Merujuk pada data BKPM, realisasi investasi di Indonesia sudah cukup tinggi dibanding negara lain. Nilai investasi tahun 2020 tercatat Rp826,3 triliun terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp413,5 triliun (50,1%) dan PMA sebesar Rp412,8 triliun (49,9%).

Namun, lanjut Amin, investasi di Indonesia belum efisien yang dicirikan dengan nilai ICOR (incremental capital-output ratio) yang sangat tinggi.

Kementerian Keuangan mencatat, tahun 2019 ICOR Indonesia mencapai 6,77 yang artinya dibutuhkan tambahan modal 6,77 poin untuk tambahan setiap satu unit output. Bandingkan dengan ICOR di era Presiden SBY yang rata-rata hanya 4,3.

Dia mengatakan makin rendah nilai ICOR maka investasi semakin efisien. Menurut Amin, ICOR sangat dipengaruhi kemudahan dalam berbisnis dan daya saing tenaga kerja. Tingginya nilai ICOR menunjukkan kedua hal tersebut masih menjadi penyakit kronis yang harus disembuhkan secara radikal.

Perubahan nomenklatur dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi (Keminves) harus berdampak pada peningkatan kualitas investasi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News