Politikus Sebaiknya Ikut Lawan COVID-19, Bukan Cari Kesalahan Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Prof Asep Syaifuddin menilai, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB belum cukup menangkal penyebaran COVID-19.
Budaya hidup bersih masyarakat harus diberlakukan. "Saat ini, kita sedang dihadapkan pada persoalan serius kelangsungan hidup kemanusiaan, maka satu-satunya langkah adalah persatuan," kata Prof Asep, Selasa (14/4).
Dalam langkah ini, lanjutnya, semua komponen bangsa harus bersatu melawan COVID-19 yang efeknya sangat jelas yakni kematian.
Akibat efek utama itu maka semua sektor dan lapisan masyarakat terkena dampaknya, yakni kelumpuhan ekonomi.
Hal itu terjadi karena proses penularan COVID-19 ini melalui kontak manusia ke manusia.
Bilamana ini tidak dilakukan lewat jarak sosial dan fisik, sudah dipastikan perluasannya tidak bisa dibendung.
"Untuk itu seluruh masyarakat harus benar-benar bisa melindungi diri dengan tetap tenang, jaga emosi dan melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) termasuk memakai masker pada saat berada di luar," tegas rektor universitas Al-Azhar ini.
Secara sosial, menurut Asep yang juga guru besar Institut Pertanian Bogor, ada beberapa kelompok yang rentan dan langsung terkena dampak ekonomi akibat COVID-19.
Bila politikus punya kritikan soal penanggulangan COVID-19, lebih baik disiapkan juga solusinya.
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Jaga Hati
- Zeni
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen
- Kadinkes Sumut Ditahan Jaksa terkait Korupsi APD Rp 24 Miliar
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19