Politisi Kutu Loncat Kian Marak
Senin, 04 Maret 2013 – 08:37 WIB
Sementara itu, pengamat politik Kota Mangga, Leli Salman Al Farisi MSI menganggap, kader pindah parpol adalah sesuatu yang wajar. “Politik itu dinamis, saya kira wajar-wajar saja,” katanya.
Baca Juga:
Alumnus pascasarjana Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) ini menuturkan, ada beberapa penyebab politikus pindah parpol. Selain mencari suasana dan tantangan baru, bisa jadi karena perhitungan-perhitungan politis tertentu. Mereka memilih tempat baru yang dinilai mampu mendongkrak potensi untuk terpilih. Apalagi, pada Pileg, citra partai sangat menentukan.
Tapi Leli juga melihat, fenomena politikus pindah parpol juga ada yang disebabkan karena konflik di internal partai sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi lemahnya ideologi parpol, tidak bekerjanya system demokrasi internal, serta gagalnya partai dalam melakukan kaderisasi dan rendahnya militansi kader.
“Namun yang kerap ditemukan adalah berkaitan erat dengan rendahnya kualitas dan loyalitas anggota partai serta belum adanya sanksi yang mengatur hal tersebut,” tandasnya. (kho)
HAURGEULIS – Fenomena politikus pindah partai politik (parpol) tidak hanya terjadi di tingkat pusat, tapi juga di daerah. Malah, fenomena “kutu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Butuh Dukungan Sebegini Untuk Maju Pilkada Mojokerto
- Jazuli: Keputusan PKS Berada di Koalisi atau Oposisi Bukan Selera Personal
- Tim 7 Jokowi Rayakan Kemenangan Prabowo-Gibran dengan Membantu Masyarakat
- Di Hadapan Hakim Konstitusi, Gerindra Sebut KPU Menggelembungkan Suara NasDem di Jabar
- Anies Gelar Acara Pembubaran Tim Pemenangan, Ada Ketum Pendukung yang Tak Hadir, Siapa?
- Respons Sikap Kubu PKB, Hakim MK: Republik Kalau Orangnya Begini, Kacau Semua Nanti