Politisi PDIP Ikut Sibuk Urus Buruh Myanmar
Senin, 27 Februari 2012 – 03:49 WIB
Eva menegaskan, perlakuan buruk terhadap warga, baik di negara asal maupun luar negeri, tak bisa diterima lagi di ASEAN pada abad ke-21. Di sisi lain, berbagai perubahan politik dan demokratisasi di Myanmar telah mendapat perhatian yang sangat luar biasa. "Tapi, tidak terhadap jutaan buruh migran Myanmar yang tinggal di luar negeri," ungkap Eva.
Baca Juga:
Terkait isu perlindungan buruh migran, AIPMC khusus berkunjung ke Provinsi Phang Nga di Thailand Selatan selama tiga hari sejak 23 Februari lalu. Sejumlah anggota parlemen lintas negara ikut bergabung. Di antaranya berasal dari Filipina, Indonesia, dan Thailand. DPR diwakili Muhammad Gamari Sutrisno (FPKS) dan Nova Riyanti Yusuf (Fraksi Partai Demokrat).
Eva selaku "komandan" tidak berangkat. Tapi, dia terus memantau segala perkembangan aktivitas tim. "Aku minta laporan dari tim setiap hari. Rencananya aku berangkat untuk pemantauan sekitar pertengahan Maret ini," ujarnya.
Selain bertemu para pejabat pemerintahan Provinsi Phang Nga, delegasi AIPMC berkunjung ke FED"s Migrant Learning Center, sebuah LSM yang bergerak di bidang pembelaan buruh-buruh migran. Rombongan juga akan bertatap muka dengan buruh migran di perkebunan karet di Bang Niang dan Thablamu Fishing Village.
JAKARTA - Dipercaya menjadi presiden Kaukus Parlemen ASEAN untuk Myanmar (AIPMC) membuat Eva Kusuma Sundari harus berpikir dan bersikap dalam skala
BERITA TERKAIT
- Inilah Rekomendasi Rakernas Soal Pilkada 2024
- Kader PDIP Sepakat, Inilah Permohonan Mereka kepada Megawati
- Pengurus PDIP se-Indonesia Minta Megawati Jadi Ketua Umum Lagi di Periode Selanjutnya
- Serius Maju di Pilkada SBT 2024, Mahyudin Rumata Ikut Uji Kelayakan di Kantor DPP PKB
- Pilgub Sulteng 2024, Skala Data Indonesia: Elektabilitas Rusdy Mastura Tertinggi
- Teguh Santosa Siap Memaparkan Visi dan Misi di Hadapan Masyarakat Sumut