Porang Komersial

Oleh Dahlan Iskan

 Porang Komersial
Dahlan Iskan bersama petani porang di Ponorogo. Foto: disway.id

Lalu saya dibuat lupa pada porang. Diberi kesibukan luar biasa yang sia-sia. Selama empat tahun terakhir.

Baca Juga:

Tiba-tiba dunia porang sudah lebih sibuk dari saya. Berkembang ke mana-mana. Sampai ke Ponorogo. Bahkan sudah menjadi tanaman komersial.

Yang saya maksud komersial adalah: tanahnya sewa. Khusus untuk porang. Punya karyawan khusus. Untuk menanam dan memelihara. Investornya pun sudah bisa dapat untung.

Investor pertamanya ya Pak Guru Marni itu. Kini sudah bisa sewa tanah 5 ha. Punya 12 karyawan. Baru saja panen 40 ton.

Harga per kilogramnya Rp 7.000. Dapat uang Rp 280 juta.

"Seluruh biayanya hanya sekitar Rp 90 juta. Termasuk sewa tanahnya," ujar Pak Marni. Hitung sendiri untungnya.

Tahun ini jutaannya itu masih akan bertambah banyak. Lima hektare tanah sewaannya akan menghasilkan semua.

Bagaimana pak guru itu bisa memproduksi porang lebih produktif dari Nganjuk? "Saya beri pupuk," kata pensiunan guru berumur 64 tahun itu.

Dulu saya yang anjur-anjurkan. Sekarang giliran saya yang harus belajar. Sukses baru datang setelah gagal 15 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News