Poros Ketiga Sulit Terwujud di 2024, Begini Alasannya

Poros Ketiga Sulit Terwujud di 2024, Begini Alasannya
Pilpres 2024. Foto/ilustrasi: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut poros ketiga di luar PDIP dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sulit terealisasi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Peneliti LSI Denny JA Ade Maulana menilai hanya ada dua poros yang berpotensi terjadi pada Pilpres 2024 mendatang.

Poros tersebut ialah PDIP dan KIB yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Ade, PDIP tidak perlu melakukan koalisi dengan partai lain untuk mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) karena partai berlambang banteng itu telah memenuhi presidentioal threshold, yaitu 22,6 persen atau 128 kursi.

Di sisi lain, suara partai yang tergabung dalam KIB juga sudah memenuhi ambang batas, yaitu 25,73 persen aau 148 kursi.

“Poros ketiga atau poros sisa dunia terlihat masih rumit untuk memastikan tidek capres dan cawapres,” kata Ade dalam konferensi pers, Rabu (6/7).

Dia mengungkapkan empat alasan poros ketiga yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Demokrat sulit terwujud.

Ade menilai persaingan kepemimpinan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Demokrat menjadi salah satu sulitnya terbentuk poros ketiga.

LSI Denny JA menyebut poros ketiga di luar PDIP dan KIB sulit terealisasi pada Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News