Potensi Bisnis Layanan Pendukung Haji dan Umrah

Potensi Bisnis Layanan Pendukung Haji dan Umrah
Ilustrasi calon jemaah umrah. Foto: Yessy Artada

Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), antrean terlama dialami calon jemaah haji Kalimantan Selatan, yakni 34 tahun, sedangkan terpendek Maluku, 12 tahun.

Saat ini, terdapat 323 PIHK dan 1.016 PPIU. Mereka adalah mitra bisnis dari perusahaan layanan pendukung haji dan umrah seperti ABT.

Dia menambahkan, tahun ini, Arab Saudi telah membuka ibadah haji dari luar negeri, dengan sejumlah persyaratan. Salah satunya vaksinasi Covid-19.

Hal itu biasanya akan diikuti oleh pembukaan kembali ibadah umrah.

Arab Saudi juga memiliki agenda untuk memacu sektor wisata, di samping minyak mentah.

Kuota umrah pun dinaikkan menjadi 30 juta per tahun pada 2030. Ini menjadi fondasi kuat bagi bisnis layanan pendukung haji dan umrah untuk terus bertumbuh.

Berdasarkan data Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai 948 ribu pada 2018-2019.

Indonesia berada di posisi kedua penyumbang jemaah umrah dengan kontribusi 21,44 persen, di bawah Pakistan.

Bisnis layanan pendukung (service provider) untuk perjalanan ibadah umrah dan haji khusus dinilai sangat potensial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News