Potensi Gempa Besar dan Tsunami di Selatan Jawa, Begini Mitigasi BNPB

Sementara palaka, pohon yang termasuk tanaman keras ini berfungsi sebagai lapisan pelindung di sisi belakang atau sisi darat.
Muhari menuturkan bahwa ketebalan dan formasi penanaman vegetasi ini akan diatur sedemikian rupa berbasis perhitungan ilmiah agar penetrasi tsunami tidak terlalu jauh ke arah darat, dan dapat meminimalisir korban dan kerusakan di daratan.
"Kegiatan penanaman ini diupayakan akan dimulai pada awal tahun dengan berkoordinasi dengan Pemda setempat,” ujar Muhari dalam siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik informasi yang telah disampaikan BNPB, sekaligus memberikan arahan agar para kepala daerah segera menindaklanjutinya.
Rencana mitigasi berbasis ekosistem (greenbelt) tersebut perlu segera dilakukan karena dapat digunakan sebagai frontline yang mengurangi dampak tsunami.
“Kita harus memanfaatkan momentum musim hujan yang masih berlangsung hingga bulan Maret tahun depan, agar penanaman ini dapat berjalan baik dan vegetasi yang ditanam bisa tumbuh sempurna," ucap Ganjar.
Berdasarkan data dari BNPB, masih banyak kabupaten yang belum memiliki dokumen perencanaan penanggulangan bencana di antaranya Kajian Risiko Bencana (KRB).
Ganjar mendorong agar kabupaten yang belum memilikinya agar segera melakukan penyusunan KRB dengan pendampingan dari provinsi dan BNPB.
BNPB telah mendesain pembangunan greenbelt untuk mengantisipasi potensi gempa besar dan tsunami di selatan Jawa.
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- RDP di DPR, Ahmad Luthfi Beberkan Konsep Pembangunan Jateng 5 Tahun ke Depan
- Dedi Klaim Rencana Mengirim Siswa ke Barak Didukung Orang Tua, tetapi Ditolak Elite
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Ahmad Luthfi Kumpulkan 7.810 Kades untuk Ikut Sekolah Anti-korupsi Jateng
- BNPB Minta Setiap Daerah Bentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana