PP Persis Gelar Sarasehan Tentang Evaluasi Perekonomian Nasional 2022, Nih Catatannya

PP Persis Gelar Sarasehan Tentang Evaluasi Perekonomian Nasional 2022, Nih Catatannya
Waketum PP Persatuan Islam Prof Atip Latiful Hayat seusai menyampaikan keynote speech pada acara saresehan perekonomian nasional di Bandung, Kamis (22/12). Foto: Dok. PP Persis

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi global ini akan memberikan tekanan terhadap perekonomian Indonesia, terutama melalui jalur perdagangan dan investasi,” ucap Waketum PP Persatuan Islam Prof Atip Latiful Hayat.

Berdasarkan hasil kajian terhadap kondisi ekonomi Indonesia tahun 2023, DT PP Persis memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran angka 4,8-5,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pada 2023, tidak ada lagi goncangan yang terjadi seperti pandemi Covid-19 serta perang Rusia-Ukraina.

“Berkaca dari keberhasilan tahun 2022, DT PP Persis merasa yakin dengan usaha bersama dan kerja sama dari semua elemen bangsa, kita optimistis mampu melalui berbagai tantangan tersebut dengan baik,” katanya.

Walaupun demikian, dia mengingtakan harus tetap waspada karena gelombang kejut ekonomi bisa datang dari mana saja dan kapan saja, seperti kasus pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang tidak terperkirakan sebelumnya.

Oleh karena itu, DT PP Persis memandang terdapat enam hal penting yang harus menjadi catatan Pemerintah dan para pelaku ekonomi.

“Pertama, kita perlu memberikan apresiasi kepada Pemerintah terkait keberhasilannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2022 kembali ke tingkat 5 persen,” kata Prof Atip.

Namun demikian, kata dia, hal terpenting yang harus menjadi perhatian adalah bukan sekadar angka pertumbuhan yang naik.

Dewan Tafkir Pimpinan Pusat Persatuan Islam (DT PP Persis) menggelar saresehan perekonomian nasional di Bandung, Kamis (22/12).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News