Prabowo-Sandi Adalah Bukti Tak Ada Perbedaan Prinsip di Politik Indonesia

Selain itu, kabinet ini juga mengkonfirmasi adanya politik oligarki di Indonesia, yakni struktur pemerintahan yang kekuasaannya berpusat hanya pada sekelompok orang.
Profesor Vedi menilai kekuatan yang mendominasi politik Indonesia adalah representasi dari pertemuan antara kekuatan politik birokratis dan ekonomi yang sebenarnya hubungannya telah "terstrukturkan sejak zaman Orde Baru."
"Dan di zaman Reformasi ini ternyata fusi kepentingan ini dalam bentuk kekuatan oligarkis masih bertahan."
"Orang-orangnya sih bisa datang dan pergi, ... tapi pada dasarnya mereka merupakan perpanjangan tangan dari struktur relasi kekuasaan yang telah terbentuk sejak Orde Baru dan bisa dilestarikan pada zaman demokrasi ini."
"Karena [para oligark] itu ternyata bisa mendominasi partai politik, parlemen, ormas, media, dan sebagainya."
Reshuffle untuk kepentingan jangka pendek

Meski tidak menampik bahwa ada berbagai pihak yang sudah memasang kuda-kuda dan "bermain catur" untuk Pilpres 2024, Profesor Vedi menilai yang dilakukan Jokowi dalam mengganti beberapa menterinya adalah upaya untuk memenuhi kepentingan-kepentingan jangka pendek lebih dulu.
"Untuk merangkul segala sumber oposisi setidaknya untuk jangka pendek sehingga tidak ada rintangan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan apapun yang ingin diajukan oleh pemerintahan Jokowi ini."
Rabu pagi ini, Presiden Joko Widodo melantik enam menteri dan wakil menteri baru kabinet Indonesia Maju serta dua pejabat setingkat menteri
- Dukung Prabowo 2 Periode, Idrus Golkar Usul Pembentukan Koalisi Permanen
- Versi Pengamat, Prabowo Tak Merestui Mutasi Letjen Kunto Arief
- Prabowo Sebut Orang Indonesia Harus Tinggalkan Mental 'Kumaha Engke'
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Prabowo Percaya Hakim Bergaji Besar Tidak Bisa Disogok
- Lewat Aplikasi Ini, Perjalanan Dinas Bisa Lebih Terstruktur dan Transparan