Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya

Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya
Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya
Sayangnya, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Prancis lebih memilih bungkam. Mahmoud Jibril, pimpinan National Transitional Council (NTC), dan Menteri Informasi NTC Mahmoud Shammam pun tak bersedia mengonfirmasikan berita yang santer beredar. Selasa lalu, setelah bertemu dengan Sarkozy, Shammam malah mengatakan bahwa pemberontak mendapatkan bantuan senjata dari Qatar.

Secara terbuka, Qatar memang mengirimkan senjata untuk pemberontak Libya yang bersarang di Kota Benghazi. Tapi, beberapa sumber mengatakan bahwa pasokan senjata itu terhenti beberapa waktu lalu. "Kami tak memerlukan bantuan senjata lagi. Kini, pemberontak Libya sudah mendapatkan bantuan (militer) dari pihak lain," kata Shammam tanpa merinci pernyataannya tersebut.

Sementara itu, para loyalis Kadhafi tetap rajin menggalang dukungan untuk sang Brotherly Leader. Kemarin, Daily Mail melaporkan pembentukan tentara sipil di Tripoli. Yang menarik, tentara sipil tersebut terdiri dari sekitar 500 perempuan yang sudah tak muda lagi. "Militer Khadafi baru saja menuntaskan program latihan tembak untuk tentara sipil perempuan itu," terang seorang sumber.

Laporan tersebut dilengkapi dengan sejumlah gambar yang memperlihatkan perempuan-perempuan paro baya mengokang senjata dan latihan membidik. "Kadhafi tampaknya ingin mengubah para perempuan ini menjadi mesin pembunuh," terang teks dalam gambar tersebut. Terpisah, Jubir Pemerintah Libya Moussa Ibrahim mengatakan bahwa pasukan Kadhafi memang kebanjiran kaum hawa. (hep/ami/ito/jpnn)

MISRATA - Gempuran rudal NATO dan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tak membuat Pemimpin Libya Muammar Kadhafi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News