Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya

Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya
Prancis Suplai Senjata untuk Pemberontak Libya
MISRATA - Gempuran rudal NATO dan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tak membuat Pemimpin Libya Muammar Kadhafi gentar. Selasa malam (28/6), pasukan yang loyal terhadap pemimpin 69 tahun itu menyerang Kota Misrata. Seorang warga sipil tewas dalam serangan tersebut.

Tak kurang dari 10 roket menghujani kota terbesar ketiga Libya yang kini berada di bawah kendali pemberontak. Selain menewaskan satu orang, serangan roket tersebut juga melukai sedikitnya enam warga sipil. "Sebelum melancarkan serangan, pasukan Kadhafi lebih dulu mengepung seluruh kota. Mereka berdatangan dari arah pesisir," kata seorang warga yang selamat dari serangan tersebut.

Perlawanan pasukan Khadafi itu membuat pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO, yang sudah lebih dari 100 hari menggempur Libya, melipatgandakan serangan. Sampai-sampai, Prancis mengerahkan kekuatannya sendiri untuk mendukung perlawanan pemberontak Libya. Negara Eropa yang paling berambisi mengakhiri rezim Kadhafi itu bahkan sampai mensuplai senjata untuk pemberontak.

Kemarin (29/6), surat kabar Le Figaro melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy mengirimkan sejumlah besar senjata ke kawasan Jebel Nafusa. Selama ini, wilayah pegunungan yang terletak di Distrik Al Jabal al Gharbi dan Distrik Nalut tersebut memang menjadi sarang pemberontak Libya. Di samping pistol dan senapan mesin, Prancis juga mengirimkan rudal dan granat berpeluncur roket.

MISRATA - Gempuran rudal NATO dan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tak membuat Pemimpin Libya Muammar Kadhafi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News