Prediksi Mi6 soal Pemilu Legislatif 2024, Sorot Dapil NTB dan Nasib Partai Baru

Prediksi Mi6 soal Pemilu Legislatif 2024, Sorot Dapil NTB dan Nasib Partai Baru
Ilustrasi pencoblosan saat Pemilu. lustrasi/foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Dia memberi contoh pada Pilpres 2019, dimana Joko Widodo yang merupakan kandidat yang paling populer dan dicalonkan oleh banyak partai politik. 

Hanya saja tidak semua partai politik yang mencalonkan Jokowi tersebut mendapatkan efek ekor jas. 

"Terbukti empat partai politik pendukung Jokowi yakni PSI, Perindo, Hanura, dan PBB, tidak lolos parlemen threshold," sebutnya. 

Begitu pula bagi partai yang mencalonkan Prabowo Subianto sebagai presiden. Dipastikan efeknya sangat kecil.

"Hal yang sama masih akan terjadi dalam Pemilu 2024. Efek ekor jas, masih akan menjadi pemilik partai pengusung utama, bukan partai pendukung," tegas Didu. 

Karena itu, cara terbaik mendulang dukungan dari pemilih dalam Pemilu 2024 bagi partai pendatang baru adalah menggerakkan mesin partai secara massif. 

Bukan sebaliknya, belum apa-apa tapi malah mempertontonkan saling sikut sesama elite partai.

“Kalau belum apa-apa sibuk berkelahi, sudah pasti ada sisi yang hilang," pungkasnya.(mcr38/jpnn) 

investasi sosial menjadi pembeda yang jelas antara partai politik pendatang baru dengan partai yang telah lebih dulu eksis.


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News