Presiden Nauru Diduga Terima Suap dari Penyalur Fosfat Asal Australia

David mengatakan kepada Getax, ia mendapat dukungan dari sejumlah anggota Parlemen lainnya yang siap untuk meninggalkan pemerintah.
"Kami memberi kewenangan penuh untuk memobilisasi atau memberi penawaran kepada anggota Parlemen untuk mengamankan suara dan memenangkan pertempuran," jawab Ashok.
Getax sudah membeli fosfat dari Nauru dengan harga yang murah.
Ketika harga dunia naik menjadi hampir 400 dolar (atau setara Rp 4 juta) pada tahun 2008, Getax hanya membayar 43 dolar (atau setara Rp 430 ribu) per metrik ton.
Dalam bocoran email lainnya, David menyarankan agar Getax mengambil alih bisnis fosfat di Negara itu sepenuhnya.
"Ini tak akan mudah. Tapi sebagai bisnis dalam jangka panjang, ini mungkin ideal," tulis Menteri David.
Direktur Getax saat ini, Amit Gupta, meminta David menyiapkan ‘proposal bisnis lengkap’.
Tawaran berikutnya yang dilayangkan Getax ditolak oleh Pemerintah Nauru.
Presiden Nauru dan Menteri Kehakiman negara itu diduga terlibat kasus suap dengan penyalur fosfat asal Australia.Presiden Baron Waqa diduga menerima
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan