Presiden Nauru Diduga Terima Suap dari Penyalur Fosfat Asal Australia

Mantan Presiden Sprent Dabwido mengatakan, privatisasi bisnis fosfat Nauru akan melumpuhkan negara ini secara finansial.
"Jika anda bertanya kepada saya, menawarkan untuk menjual industri fosfat secara keseluruhan hampir menyerupai pengkhianatan," ungkapnya.
Ia menerangkan, "Satu-satunya aset nasional yang kami miliki yang layak dilindungi, ia tawarkan untuk dijual, sehingga David bisa mendapatkan sekitar 50.000-70.000 dolar (atau setara 500-700 juta) untuk kampanye."
Pemerintah Nauru klaim tuduhan suap tak beralasan
David tak menanggapi pertanyaan tentang tuduhan penyuapan atau kondisi seputar kematian istrinya.
Seorang juru bicara pemerintahan Nauru membantah bahwa Presiden Baron atau Menteri David telah menerima suap.
Tuduhan itu adalah ‘sebuah penghinaan pada karakter Presiden kami dan ofensif bagi bangsa kami", kata juru bicara itu.
"Mereka bukan kepentingan warga Australia karena ini adalah isu domestik Nauru, dan Presiden, Parlemen serta negara kami tak bertanggung jawab kepada ABC Australia,” tambahnya.
Presiden Nauru dan Menteri Kehakiman negara itu diduga terlibat kasus suap dengan penyalur fosfat asal Australia.Presiden Baron Waqa diduga menerima
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM