Presiden Sipil yang Pede, Paspampres Serem yang Gaul

Presiden Sipil yang Pede, Paspampres Serem yang Gaul
Presiden Sipil yang Pede, Paspampres Serem yang Gaul

Saya harus angkat jempol pada kedewasaan berdemokrasi di Taiwan. Semua berjalan dengan nyaman, aman, terkendali, saling menghormati dan tidak saling menyandera. Tiga tokoh oposisi, Walikota Kaohsiung Chen Chu, yang juga Chairwoman of Democratic Progressive Party (DPP), bersama mantan Chairwoman Tsai Ing-wen dan mantan petinggi Su Tseng-chang bersama-sama memimpin demontrasi hebat, kemarin.

 

Mereka mengerahkan simpatisannya melalui tiga rute, dari The Old Songshan Tobacco Factory, National Taiwan University, dan Wanhua Railway Station dan berakhir di pertemuan jalur antara Beiping East Road dan Linsen North Road, berdekatan dengan Taipei Railway Station. Isunya sangat strategis, yakni menyoal kenaikan harga minyak dan listrik, serta ketergantungan pada impor daging sapi dari AS. Tiga isu yang amat “seksi” untuk menggoyang Presiden Ma.

 

Ada persamaannya dengan di Indonesia, partai oposisi selalu pintar memanfaatkan isu strategis untuk menggoyang kepercayaan public terhadap pemerintahan yang berkuasa. Tapi juga ada bedanya. Kalau Presiden Ma, sekalipun diprotes, didemo, dimaki-maki, diejek, dikata-katai pedas, kebijakan yang sudah dihitung dengan matang tetap dijalankan dengan disiplin! Tidak plintat plintut.

 

Dia tidak “galau”, sekalipun partai oposisi menemukan titik lemah dari kebijakan yang diambil itu. Dia jawab demo itu dengan mengerahkan 8.000 personel polisi untuk menahan agar ruang gerak mereka tidak sampai mendekat ke Taipei Guest House, tempat jamuan makan malam pada tamu-tamu negara tadi malam. Kebetulan, saya ikut standing party di garden guest house yang dibangun sejak 1899-1901 di Katagalan Boulevard No 1, Distrik Zhongzheng, itu. 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News