Presiden Menelepon Gubernur Sumbar, Prestasi atau Sinyal Kegagalan?

Presiden Menelepon Gubernur Sumbar, Prestasi atau Sinyal Kegagalan?
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di Sumatera Barat. ANTARA

"Jangan membangun pencitraan bahwa ditelepon presiden itu sebuah prestasi," kata dia.

Menurutnya, prestasi itu jika presiden menelepon gubernur untuk merealisasikan anggaran pembangunan jalur Sitinjau Lauik.

"Atau presiden menelepon ada penambahan anggaran dari APBN untuk Sumatra Barat, itu baru disebut prestasi," katanya.

Nofrizon menyatakan fasilitas sarana dan prasana yang ada di sejumlah rumah sakit dalam penanganan Covid-19 saat ini merupakan kinerja mantan gubernur dan wakil gubernur sebelumnya, Irwan Prayitno dan Nasrul Abit.

Dia mengatakan saat rapat paripurna beberapa waktu lalu telah menyampaikan keresahannya terkait penanganan kasus di lapangan dan gubenur meminta data terkait rumah sakit yang penuh, orang yang banyak isolasi mandiri dan lain-lain.

"Data saya lengkap namun saat interupsi dibatasi sehingga tidak dijawab. Kami ingin kepala daerah fokus membuat kasus (positif Covid-19) di Sumatra Barat turun," katanya.

Presiden Jokowi diketahui menelepon Mahyeldi terkait penanganan pandemi Covid-19, Kamis (5/8) kemarin.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat Jasman Rizal menyatakan, gubernur ditelpon terkait kesiapan menghadapi COVID-19.

Presiden menelepon Gubernur Sumatra Barat saat COVID-19 sedang tinggi, itu prestasi atau sinyal kegagalan ya?

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News