Prestasi BJ Habibie di Batam, Mengubah Nol jadi Sejuta

Prestasi BJ Habibie di Batam, Mengubah Nol jadi Sejuta
BJ Habibie dan istri dalam satu acara seremoni terkait pembangunan di Batam. (Humas BP Batam)

Teori itu mengansumsikan, Singapura yang luasnya hanya sekitar 500 km persegi akan memasuki era jenuh. Ketika itu terjadi, Negeri Singa tidak lagi bisa menampung "udara" investasi yang masuk dan membutuhkan tempat perluasan, dan Batam adalah tempat yang paling pas untuk menampung aliran "udara" investasi itu.

Pulau Batam, yang tidak lebih luas dari Singapura, pun akan mencapai kejenuhan. Pulau Rempang hingga Galang serta Pulau Bintan yang ada di dekatnya akan menerima luapannya. Maka Habibie bermimpi menghubungkan Pulau Batam, Rempang, Galang, dan Bintan (Barelangbin) dengan jembatan.

"Habibie menyampaikan cita-cita pengembangan Barelangbin yang akan dihuni sepuluh persen penduduk Indonesia, mampu bersaing dengan negara maju dengan keunggulan komparatif dan kompetitif yaitu SDM yang unggul, serta lingkungan yang terjaga," Dendi menuturkan.

Habibie memimpin Otorita Batam selama 20 tahun dari 1978 hingga 1998. Ia kemudian mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Otorita Batam karena harus menjalankan amanat menjadi Presiden RI setelah Soeharto mundur.

Ketika dia mundur, Batam sudah maju. Investasi tumbuh pesat di Batam, sama sekali tidak kena dampak krisis moneter yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia kala itu.

Meski tidak lagi memimpin Otorita Batam, Batam masih bermain di pikiran Habibie. Ia masih kerap mengunjungi kota itu, tempat adik kandungnya Sri Sudarsono menetap.

Pada awal 2019, Habibie menyampaikan harapannya agar Batam menjadi pusat industri dirgantara Indonesia.

Menurut Habibie, mewujudkan Batam sebagai pusat industri dirgantara tidak sulit asal ada sarana dan prasarana pendukungnya.

Buat warga Batam, prestasi BJ Habibie tak bisa dilupakan. Habibie berperan dalam perancangan pembangunan Pulau Batam menjadi kota modern.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News