Pria ini Siap Bawa Angklung Terbang Tinggi

Pria ini Siap Bawa Angklung Terbang Tinggi
Budi (paling kanan) bersama tim AWI. Foto : Dok AWI

Membentuk komunitas angklung secara swadaya tentu tak mudah. Budi harus benar-benar banting tulang agar tujuannya tercapai. Tapi toh itu tidak memutuskan semangatnya. Baginya angklung sudah seperti anak sendiri yang harus terus dibesarkan.

”Saya iri dengan negara lain yang bahkan mau melakukan penelitian. Sedangkan di kita, seolah dilupakan,” jelas suami dari dokter Risa itu.

Padahal, hanya dengan belajar angklung, banyak hal yang bisa didapatkan oleh seseorang. Terutama soal harmonisasi, kekompakan, saling mengerti, tenggang rasa, dan tanggung jawab. Sebab alat musik ini baru akan terdengar indah jika dimainkan secara bersama-sama. ”Nilai positif itulah yang harus dijadikan character building. Apalagi angklung sudah dinobatkan jadi warisan dunia. Seharusnya kita lebih bangga,” tegas ayah dua anak tersebut.

Ke depannya, pria humoris itu berharap pemerintah mampu mendorong terciptanya standarisasi dan sertifikasi atas angklung. Maksudnya, semua orang baik dari bangsa manapun bisa untuk mendalami angklung. Asalkan mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh bangsa ini. ”Ya, seperti taekwondo lah,” jelas Budi yang sudah mengaransemen lebih dari 100 lagu untuk angklung. Termasuk lagu favorit seperti Bohemian Rhapsody milik Queen ataupun Winter Games-nya David Foster.

Budi yakin, jika standarisasi sudah jelas dan promosi terus digeber, angklung bisa terbang tinggi dan bersuara nyaring di seluruh dunia. (jpnn/pda)

Siapa sangka, perkenalannya dengan angklung saat kelas 2 SD berlanjut hingga kini. Tak sekadar memainkan, Budi Supardiman juga berusaha menjaga kelestarian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News