Pride

Pride
Ilustrasi. Foto: REUTERS/OGNEN TEOFILOVSKI

Gerai kopi Starbucks juga menjadi pendukung kuat gerakan LGBT. CEO Starbucks, Howard Schultz menyatakan dukunganya ketika Mahkamah Agung Amerika Serikat melegalkan pernikahan sesama jenis.

Perusahaan ini bahkan mengambil langkah untuk memastikan bahwa komunitas anggota LGBT memiliki tempat aman di gerainya. Aturan itu tidak akan lama lagi diberlakukan di gerai Starbuks di seluruh dunia.

Facebook mungkin yang paling terlihat jelas dalam memberikan dukungan terhadap LGBT. Ketika pernikahan sejenis disahkan, Facebook menawarkan gambar pelangi yang bisa dipasang di foto profile Facebook mereka.

Sebanyak 26 juta orang ikut mengganti foto profil mereka dengan pelangi untuk menunjukkan dukungan.

Tidak berhenti sampai di situ saja, perusahaan ini juga memberikan kebijakan pro-LGBT dalam perusahaannya. Beberapa di antaranya adalah peraturan tanpa diskriminasi, tunjangan tanpa terkecuali, dan mempraktikan keberagaman.

Microsoft yang didirikan oleh Bill Gates juga dikenal sebagai perusahaan yang mendukung LGBT. Mereka menyumbangkan 100 ribu USD untuk mendukung Referendum 71 yang mendukung pernikahan sesama jenis.

Di dalam lingkup perusahaan Microsoft terdapat beberapa karyawan yang juga seorang LGBT. Mereka juga mendirikan perkumpulan dalam perusahaan yang disebut GLEAM (Gay dan Lesbian Karyawan Microsot). Perkumpulan ini telah diakui sejak 1993.

Besarnya arus politik yang mendukung LGBT dan perusahaan trans-nasional yang memberikan donasi finansial, membuat gerakan ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Di Indonesia gerakan ini sudah muncul sejak 1980-an. Surabaya menjadi salah satu sentra gerakan ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News