Pride

Pride
Ilustrasi. Foto: REUTERS/OGNEN TEOFILOVSKI

jpnn.com - Juni merupakan Pride Month atau Bulan Pride, waktu ketika komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgensder) di dunia berkumpul dan merayakan kebebasan untuk merayakan orientasi seksual mereka, yang oleh mayoritas publik dianggap sebagai penyimpangan.

Di berbagai tempat, komunitas gay dengan terang-terangan melakukan pawai dengan mengusung simbol warna pelangi yang menjadi ciri perjuangan mereka.

Juni dipilih sebagai bulan Pride untuk memperingati pemberontakan Stonewall pada Juni 1969 di New York City, AS. Aksi ini memicu gerakan hak-hak gay modern.

Komunitas LGBT semakin meluas dan mencakup kelompok-kelompok sempalan termasuk queer, interseks, dan aseksual. LGBT kemudian diperluas menjadi LGBTQ, atau bahkan LGBTQIA, untuk memasukkan kelompok-kelompok queer, interseks dan aseksual.

Queer mengacu pada istilah umum bagi mereka yang bukan heteroseksual, interseks merujuk pada mereka dengan variasi karakteristik kelamin yang berbeda dengan perempuan dan laki-laki karena alasan genetik. Serta aseksual menggambarkan mereka yang tidak mengalami ketertarikan seksual.

Istilah-istilah ini dapat mencakup orang-orang dalam "gender fluid", yaitu kelompok yang fleksibel atas identitas gender mereka, dengan kata lain orang tersebut tidak berkomitmen pada satu identitas saja.

Gerakan ini sudah semakin jauh dengan mengampanyekan pernikahan sesama jenis. Di beberapa negara dunia pernikahan sesama jenis sudah menjadi sesuatu yang legal. Amerika adalah salah satunya. Beberapa kasus pernikahan sejenis di Indonesia pernah terjadi di Bali.

Pride dikreditkan pada Brenda Howard, seorang aktivis biseksual New York yang dijuluki "Mother of Pride". Ia mengorganisasi parade Pride pertama untuk memperingati perayaan satu tahun pemberontakan Stonewall.

Di Indonesia gerakan ini sudah muncul sejak 1980-an. Surabaya menjadi salah satu sentra gerakan ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News