Prihatin, Bekas Pangkalan Militer Tentara Sekutu Pimpinan Jenderal Douglas MacArthur

Prihatin, Bekas Pangkalan Militer Tentara Sekutu Pimpinan Jenderal Douglas MacArthur
Bandar Udara Leo Wattimena, bekas pangkalan militer tentara sekutu di Morotai, Provinsi Maluku Utara. FOTO: Malut Post/JPNN.com

Selain itu, adanya kegiatan militer pada saat-saat tertentu juga dikhawatirkan dapat berdampak pada penerbangan sipil. Terutama dalam hal keselamatan penumpang dan kru. Begitu pula sebaliknya, makin ramainya penerbangan sipil dikhawatirkan akan mengganggu jadwal latihan pihak militer.

Oleh karena itu, Andy berniat menyusun draft perjanjian dengan pihak sipil dan Pemda untuk mengutamakan jadwal agenda militer ketimbang penerbangan sipil. ”Mereka harus menerima konsekuensinya dengan menunda semua penerbangan apabila ada jadwal latihan militer,” kata Andy.

Sayang, lantaran jarang dimanfaatkan, lima dari tujuh landasan pacu tampak sangat tak terurus. Landasan-landasan tersebut dipenuhi rumput liar, sebagiannya lagi tertutup tanah. Pengelolaan yang sepenuhnya diserahkan ke tangan TNI juga memberikan kesan pemerintah setempat lepas tangan dengan kondisi bandara. Untuk mengurus fisik bandara, TNI bekerja sendiri.

“Pengelolaannya juga butuh biaya besar, jadi sebagian besar kondisinya jadi seperti sekarang ini,” tutur Andy.

Padahal, Pemda sendiri memiliki mimpi menjadikan Leo Wattimena sebagai bandara internasional, mengembalikan kejayaannya seperti dulu. Memang, banyak hal yang harus dibenahi, salah satunya adalah pembangunan fasilitas untuk menyuplai bahan bakar pesawat. “Supaya pesawat bisa parkir di sini untuk menambah bahan bakar. Jika tidak, Pemda akan rugi sebab pesawat hanya bisa singgah. Pendapatannya tidak signifikan,” ujar Andy.(cr-07/kai/fri/jpnn)


MOROTAI – Sejumlah peninggalan fisik Perang Dunia II (PD II) masih tampak jelas di Pulau Morotai. Salah satunya Bandar Udara Leo Wattimena,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News