Prof. Mega

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Prof. Mega
Megawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejarah mencatat Jenderal Sudirman sebagai panglima pertama TNI yang meletakkan dasar-dasar pertahanan negara melalui pembentukan TNI. Sejarah juga mencatat bahwa Soekarno tidak mempunyai hubungan yang akrab dengan TNI pada masa-masa kepemimpinannya sebagai presiden.

Kejatuhan Soekarno pada 1965 antara lain akibat konflik dengan TNI.

Karena itu banyak yang menduga Prabowo tengah 'PDKT' dengan Megawati.

Sudah maklum diketahui bahwa Prabowo sudah digadang-gadang untuk maju lagi di pilpres 2024 berpasangan dengan Puan Maharani. Rencana koalisi Gerindra dengan PDIP ini sudah matang meskipun belum ketok palu.

Namun, beberapa perkembangan terakhir bisa saja merusak skenario perjodohan itu.

Mega sudah pernah mengingkari janjinya untuk mendukung Prabowo menjadi calon presiden. Perjanjian yang disebut sebagai Prasasti Batutulis itu menyatakan Mega akan mendukung Prabowo pada pilpres 2014. Namun, Mega mengingkarinya dan memberikan dukungan kepada Jokowi.

Kali ini pun tidak ada jaminan bahwa perjodohan Prabowo-Puan akan terwujud pada 2024. Apalagi belakangan ini diketahui bahwa popularitas dan elektabilitas Puan di berbagai survei tidak pernah bisa bergerak dari angka dua persen.

Karena itu harus ada skenario alternatif. Salah satu spekulasi yang muncul adalah Megawati sendiri yang mungkin akan maju lagi sebagai capres. Dengan begitu berarti Prabowo akan turun kelas sebagai capres.

Jangan sampai mereka berpikir bahwa cukup lulus SMA saja lalu menjadi ketua umum partai, maka berbagai gelar akademik pun datang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News