Program CSA Garis Terdepan Menghadapi El Nino

Program CSA Garis Terdepan Menghadapi El Nino
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (kanan) secara virtual pada pembukaan Forum Laporan Semester SIMURP di Surabaya, Kamis (20/7). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Fenomena El Nino masih menjadi ancaman pertanian di Indonesia. Perubahan iklim dan krisis pangan global diyakini masih menjadi ancaman serius di tahun 2024.

Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasinya, di antaranya dengan mempersiapkan berbagai upaya antisipasi adaptasi dan mitigasi El Nino di sektor pertanian yang siap dilaksanakan setiap daerah.

Kementan juga terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini tantangan pembangunan pertanian sangatlah besar.

Selain adanya perubahan iklim atau climate change, juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.

“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” ujar Mentan Syahrul.

Syahrul juga mendorong kepada para petani membuat Indonesia menjadi negara paling kuat dalam menghadapi ancaman El Nino maupun krisis global dunia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan bahwa El Nino tidak bisa dicegah, hanya bisa dihadapi dengan antisipasi, adaptasi dan mitigasi yang tepat.

Fenomena El Nino masih menjadi ancaman pertanian di Indonesia. Salah satu cara menanganinya lewat program CSA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News