Program Konservasi PHR Dinilai Sangat Strategis Bagi Pelestarian Gajah

Hal itu seiring banyaknya alih fungsi hutan atau lahan, misal menjadi industri dan perkebunan. Dalam kondisi demikian, terdapat kemungkinan gajah akan kembali ke wilayah yang semula dihuni, namun ternyata sudah beralih fungsi.
“Satu tahun dia berputar. Ada masa-masa aktivitas kawin, mencari makan. Tetapi memang ada kecenderungan gajah kembali lagi ke wilayah semula. Jika ternyata sudah beralih fungsi, di sanalah antara lain terjadi potensi konflik. Itulah pentingnya konservasi seperti yang dilakukan Pertamina,” jelasnya.
Itu sebabnya, konservasi yang merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR tersebut, sangat berperan dalam melestarikan habitat gajah dan mengatasi konflik terhadap manusia.
Bahkan, program PHR juga bisa menjadi percontohan bagi perusahaan lain. Termasuk industri atau perkebunan yang memiliki lahan-lahan yang bersinggungan dengan ruang gerak gajah tersebut.
Program konservasi gajah yang dilakukan PHR tersebut, ujarnya, merupakan komitmen positif untuk menyelamatkan gajah dan menjamin kehidupan masyarakat.
“Bisa jadi benchmark. Bahkan, saya kira juga bagus, kalau Pertamina (Hulu Rokan) menginisiasi stakeholders lain, apalagi bisa bergandengan bersama,” kata Burhanuddin.(chi/jpnn)
Melalui program tersebut, PHR juga meraih penghargaan bergengsi Green World Environment Award 2024 sebagai Global Winner.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- May Day, Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi, Berikut Daftarnya
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini
- PGN Mampu Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru BKN soal Tes PPPK, Ada yang Mengundurkan Diri, Ribuan Orang Menolak
- Jelang Musim Haji 2025, Pertamina Siapkan Ketersediaan 95.700 Kiloliter Avtur
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan