Program Pondok Pinang Buat Mama Papua Senang

Program Pondok Pinang Buat Mama Papua Senang
Mama-mama Papua terima bantuan pondok pinang. Foto: Ist

jpnn.com, JAYAPURA - PT Freeport Indonesia bekerja sama dengan beberapa mitra menjalankan Program Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PPUMKM) untuk mendorong komersialisasi buah pinang di Papua.

Hal ini mengingat pinang merupakan budaya sekaligus tradisi dari generasi ke generasi dan saat ini sudah menjadi gaya hidup Papua.

Penanggung jawab program PPUMKM PTFI Ronny Yawan mengatakan, masyarakat Papua gemar mengunyah pinang karena dipercaya bisa menguatkan gigi, maupun gusi dan berbagai manfaat lainnya.

Di samping itu, kebutuhan akan buah pinang terus meningkat, bahkan memberikan kesempatan ekonomi tersendiri bagi sebagian penduduk asli Papua.

“Dengan tingginya kebutuhan akan buah pinang, penjual pinang pun bertebaran di Papua. Selama ini para mama-mama penjual pinang menjadi pemandangan yang sangat umum dijumpai di berbagai kota di Papua. Para mama menjajakan pinang dagangannya secara tradisional di berbagai tempat mulai dari di pasar, di emperan toko, di trotoar pusat keramaian hingga di depan pom bensin. Berjualan pinang menjadi tanda geliat ekonomi lokal sekaligus tanda budaya makan pinang yang terus dipertahankan di tanah Papua,” kata Ronny di Jakarta.

Di Timika, lanjutnya, para mama penjual pinang menjual paket buah pinang beserta kapur dan batang sirih seharga Rp 10 ribu per plastik.

Biasanya berisi sepuluh hingga 15 buah. Umumnya paket pinang tersebut bagi masyarakat asli Papua habis dalam sekali konsumsi.

Oleh karena itu, sambung Ronny, pihaknya mendorong aktivitas ekonomi sekaligus mendukung pelestarian budaya itu dengan nama program Pondok Pinang.

Masyarakat Papua gemar mengunyah pinang karena dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News