Promo Ojek Online Tetap Perlu Diatur
jpnn.com, JAKARTA - Pengaturan promo layanan transportasi daring atau ojol (ojek online) dinilai tetap perlu dilakukan sebagai upaya menghindari persaingan tak sehat yang berpotensi menjatuhkan kompetitor.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) Harryadin Mahardika menilai dugaan adanya jual rugi atau predatory pricing dalam industri ojol cukup kuat.
Pasalnya, secara karakter, pasar industri tersebut kini hanya menyisakan dua pemain saja yakni Go Jek dan Grab.
“Secara teori demikian, rivalitas pasar yang hanya dua pemain, akan berlaku hukum yang lebih kuat, akan memangsa dengan upaya apapun lawannya,” ujar Harryadin.
Persoalannya, sambung Harryadin, jika nantinya pasar hanya diisi pemain tunggal sebagai pemenang persaingan, maka akan terjadi monopoli.
“Hal ini akan merugikan banyak pihak, tarif bisa seenaknya, karena cuma satu pemain,” katanya.
Terkait adanya promo Rp1 itu menurutnya sama saja dengan pemberian tarif gratis.
"Atau promo diskon 70 persen itu sangat besar, ditambah dengan periode jangka waktu yang panjang. Kalau dikatakan promo, itu seharusnya ada jangka waktu atau momen,” tukas Harryadin.
Secara karakter, pasar industri tersebut kini hanya menyisakan dua pemain saja yakni Go Jek dan Grab.
- Laskar Ngawi & Anis Rupata Nera Foundation Berhalalbihalal dengan 100 Tukang Becak
- Boyamin Gojek
- BAZNAS dan TNI AL Gelar Buka Puasa Bersama Ojol dan Masyarakat Pesisir
- Kijang Innova Tabrak 3 Pengendara Motor, Satu Driver Ojol Tewas
- Kemenaker Klarifiksi Soal THR Bagi Mitra Ojol
- Hore! Ojol dan Kurir Logistik Berhak Dapat THR, Simak Penjelasan Kemnaker