Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati

Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati
Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati

"Para interogatornya berjanji akan membebaskannya jika ia mengaku bersalah atas tuduhan itu," kata organisasi tersebut.

"Pada Mei 2017 ia dipindahkan ke penjara al-Mabaheth di al-Dammam, sebuah penjara dewasa, meskipun usianya baru 16 tahun."

Amnesty mengatakan Qureiris telah didakwa berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah, menghadiri pemakaman saudaranya Ali Qureiris, yang tewas dalam protes 2011, bergabung dengan "organisasi teroris", melemparkan bom molotov ke kantor polisi, dan menembaki pasukan keamanan, di antara sejumlah pelanggaran lainnya.

Namun CNN melaporkan Qureiris membantah tuduhan itu dan pengakuannya diperoleh di bawah tekanan.

Gunakan hukuman mati

Direktur penelitian Amnesty International Timur Tengah, Lynn Maalouf mengatakan hukum internasional melarang hukuman mati terhadap orang di bawah 18 tahun, tetapi Pemerintah Arab Saudi memiliki catatan "mengerikan" dalam melaksanakan eksekusi.

"Otoritas Arab Saudi memiliki rekam jejak yang mengerikan menggunakan hukuman mati sebagai senjata untuk menghancurkan perbedaan pendapat politik dan menghukum demonstran anti-pemerintah - termasuk anak-anak - dari minoritas Syiah yang teraniaya," katanya.

Pada bulan April, kata Maalouf, Amnesty mengonfirmasi eksekusi Abdulkareem al-Hawaj, seorang pria Syiah lainnya, yang ditangkap pada usia 16 dan dihukum karena pelanggaran terkait keterlibatannya dalam protes anti-pemerintah.

"Seharusnya tak ada keraguan bahwa Pemerintah Arab Saudi siap melakukan apa saja untuk menindak perselisihan terhadap warga mereka sendiri, termasuk dengan menggunakan hukuman mati terhadap pria yang masih anak-anak pada saat penangkapan mereka," kata Maalouf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News