Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati

Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati
Protes Pemerintah, Remaja Arab Saudi Hadapi Hukuman Mati

Organisasi yang bergerak di bidang hak asasi manusia, Amnesty International, mengatakan, seorang remaja Arab Saudi yang ambil bagian dalam protes anti-pemerintah kini menghadapi hukuman mati. Amnesty menyebut langkah itu "mengerikan" dan merupakan bagian dari upaya untuk menindak perbedaan pendapat politik.

Poin utama:

• Murtaja Qureiris, kini 18 tahun, memimpin protes anak-anak selama gerakan Arab Spring ketika ia berusia 10 tahun, kata Amnesty
• Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan Qureiris telah ditahan dan dituduh melakukan pelanggaran saat masih anak-anak
• Qureiris membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa pengakuannya diperoleh di bawah paksaan, sebut CNN

Pekan lalu, CNN menerbitkan laporan yang merinci penangkapan Murtaja Qureiris dan permintaan jaksa atas eksekusi terhadap pelanggaran yang termasuk ambil bagian dalam demonstrasi di Provinsi Timur negara itu selama gerakan Arab Spring 2011.

Laporan itu menampilkan video Qureiris, sebagai bocah laki-laki berusia 10 tahun, yang bersiap memimpin sekelompok anak-anak dalam protes yang menggunakan sepeda.

Tiga tahun setelah video itu direkam, kata CCN, Qureiris ditahan.

Menurut CNN, pada saat itu, para pengacara dan aktivis menganggapnya sebagai tahanan politik termuda di Arab Saudi.

Amnesty International mengatakan pihaknya telah mengonfirmasi laporan CNN, dan merinci perawatan Qureiris sejak penangkapannya pada September 2014.

Amnesty mengatakan remaja, yang sekarang berusia 18 tahun, itu ditahan di sel isolasi selama sebulan dan mengalami "pemukulan dan intimidasi".

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News