Protes SBY, Dosen Unpad Tolak Satya Lencana

Protes SBY, Dosen Unpad Tolak Satya Lencana
Protes SBY, Dosen Unpad Tolak Satya Lencana
Yesmil menuturkan, 16 Agustus lalu, dirinya mendapat surat soal pemberian penghargaan Satya Lencana yang ditandatangani presiden. Rencananya, piagam penghargaan diberikan Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia dalam upacara perayaan HUT Ke-65 RI di Kampus Unpad, Bandung, Selasa lalu (17/8). "Dari situ, saya merenung dan merasa terganggu. Ketika terjadi pelecehan oleh Malaysia, presiden diam saja. Saya terus berpikir kenapa harus menerima penghargaan itu?" tuturnya.

Karena alasan itulah, Yesmil memutuskan untuk tidak datang saat upacara dan menerima penghargaan tersebut. "Saya memilih untuk upacara bersama para seniman di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan," ujarnya. Menurut dia, pelecehan Malaysia terhadap kedaulatan Indonesia justru terjadi saat momen kemerdekaan RI. Itu seharusnya menjadi momentum kebangkitan nasionalisme bangsa. "Masak kedaulatan dipecundangi kita diam saja. Pada momen 17-an, kita justru kehilangan kedaulatan," cetusnya.

Apalagi, penangkapan staf DKP oleh Malaysia itu terjadi di perairan Indonesia dan diselesaikan dengan damai. Indonesia melepas tujuh nelayan Malaysia yang mencuri ikan di Perairan Riau. Malaysia lantas membebaskan tiga staf DKP tersebut.

Yesmil mencontohkan, Australia menembaki setiap kapal asing yang memasuki wilayah perairan mereka. "Seharusnya kita juga begitu. Mestinya SBY tegas seperti (Presiden) Soekarno yang berani mengganyang Malaysia. Dalam konteks sekarang, mengganyang Malaysia bisa macam-macam. Intinya, bertindak tegas melindungi kedaulatan," paparnya.

BANDUNG - Kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar menolak penghargaan Satya Lencana Karya Satya yang diberikan pemerintah. Penolakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News