Proyek PLN Terhambat Dana, Ajak Swasta Bangun Pembangkit Sendiri

Proyek PLN Terhambat Dana, Ajak Swasta Bangun Pembangkit Sendiri
Proyek PLN Terhambat Dana, Ajak Swasta Bangun Pembangkit Sendiri

Namun, Direktur Utama PLN Nur Pamudji menilai solusi tersebut kurang cocok. Kata dia, proyek yang terhambat saat ini adalah proyek hilir listrik. Antara lain, pembangunan gardu induk, transmisi, serta jaringan distribusi sampai sambungan ke pelanggan. Menurut dia, hal tersebut hanya bisa ditangani PLN.

"Swasta boleh saja investasi gardu transmisi dan sambungan, tapi hanya di wilayah konsesi milik mereka. Kalau di wilayah konsesi PLN, yang investasi harus PLN. Nah, yang terhenti termasuk penambahan trafo untuk melayani pertambahan konsumsi listrik," jelasnya.

Inti masalah, lanjut dia, sebenarnya pada regulasi pemerintah soal penentuan tarif listrik. Berdasar UU No 30/2009, harga jual listrik ke konsumen ditetapkan pemerintah dan DPR. Akibatnya, kebutuhan investasi PLN harus diatur keduanya. Jika ada perubahan asumsi makro seperti kurs, PLN tak bisa fleksibel mengubah investasi tersebut.

"PLN memahami bahwa pemerintah sedang kesulitan fiskal, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan investasi PLN. Intinya, kami tidak punya proyek baru, hanya menyelesaikan yang ada sebatas dana investasi yang tersedia. Langkah-langkah yang kami tempuh merupakan upaya menyesuaikan dri dengan kemampuan fiskal pemerintah," jelasnya.

Saat ini, PLN kesulitan melanjutkan proyek jaringan listrik. Padahal target penambahan sambungan tahun ini dipatok 3,5 juta pelanggan, lebih rendah dibandingkan realisasi 2013 sebanyak 4,2 juta. Untuk memenuhi konsumsi listrik pelanggan baru dan eksisting, pihaknya membutuhkan tambahan kabel transmisi 4 ribu kilometer (Km). Lalu tambahan kapasitas gardu induk 3.675 megavolt ampere (MVA); jaringan distribusi 13,8 ribu Km; jaringan tegangan rendah 10,8 Km; dan trafo distribusi 3 ribu mva.

Namun, dia memprediksi tak bisa merealisasikan sepenuhnya dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tersebut. Sebab, kurs dolar hingga saat ini masih di atas asumsi APBN 2014 senilai Rp 10.500 per USD. Padahal, tak sedikit peralatan yang harus diimpor.(bil/oki)


JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sepertinya belum bisa keluar dari beban berat. Setelah rugi besar tahun lalu, tahun ini PLN harus mengerem


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News