PSI Mencatat Prabowo Tiga Kali Gunakan Data Palsu

PSI Mencatat Prabowo Tiga Kali Gunakan Data Palsu
Juru Bicara PSI Andy Budiman. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet membuat PSI makin yakin bahwa Joko Widodo lebih baik dari Prabowo Subianto. Perbedaan kualitas kepemimpinan keduanya terlihat jelas dari sikap masing-masing saat muncul kabar bahwa Ratna dianiaya.

"Dalam kasus Ratna Sarumpaet, Jokowi memilih tidak berkomentar dan fokus pada upaya membantu Palu yang sedang ditimpa bencana," ujar Juru Bicara PSI Andy Budiman, Senin (8/10).

"Sebaliknya Prabowo, pada masa Indonesia sedang berkabung karena gempa Sulawesi, mencoba mempolitisir kasus Ratna Sarumpaet, yang belakangan terbukti berbohong," lanjutnya.

Dari peristiwa ini, lanjut dia, masyarakat bisa mengukur kualitas kepemimpinan kedua kandidat. Jokowi yang semakin matang dan etis, sebaliknya Prabowo yang mengabaikan etika dan grasa-grusu.

Andy mencatat, setidaknya sudah tiga kali Prabowo menggunakan data palsu sebagai landasan bersikap. Pertama, ketika menyatakan dirinya menang Pilpres 2014 berdasar hasil survei internal.

Kedua, lanjut Andy, ketika Prabowo menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030. Pernyataan itu dibuat berdasarkan novel fiksi berjudul Ghost Fleet.

"Terakhir adalah kasus Ratna Sarumpaet yang dia sebut sebagai pelanggaran HAM berat," pungkas Andy. (dil/jpnn)


Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet membuat PSI makin yakin bahwa Joko Widodo lebih baik dari Prabowo Subianto


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News