PT KAI Sudah Siap Mendanai Angkutan Masal Cepat

Bulan Depan Mulai Groundbreaking Angkutan Masal

PT KAI Sudah Siap Mendanai Angkutan Masal Cepat
PAKAI UDENG: Ignasius Jonan (kiri) setelah bertemu Wali Kota Tri Rismaharini di Balai Kota untuk membahas kelanjutan proyek prestisus Angkutan Masal Cepat Kamis (11/9). Foto: Juneka/Jawa Pos

Sementara itu, Risma menuturkan, sejak awal dirinya yakin bahwa proyek trem akan didanai PT KAI. Karena itu, pihaknya akan membicarakan ulang dengan pemerintah pusat tentang rencana bantuan dana Rp 127 miliar tersebut. ”Yang dari Kementerian Perhubungan itu nanti bisa digunakan untuk monorel,” ujarnya.

Sistem transportasi AMC memang tidak hanya mengandalkan trem. Tapi, juga ada moda berbasis monorel yang dibangun dengan sistem elevated setinggi 6–8 meter. Monorel akan melayani koridor barat-timur yang melintas dari kawasan Lidah Kulon menuju Keputih.

Menurut Risma, dalam pertemuan bersama Dirut PT KAI itu, juga sudah dibahas soal perkiraan dana yang akan dikeluarkan untuk membangun trem. Dia menjelaskan, awalnya pemkot memperkirakan dana yang tersedot untuk membuat trem sebesar Rp 2,2 triliun. Dana besar itu dibutuhkan lantaran pemkot juga mengalokasikan anggaran untuk membangun depo tempat trem.

”Kalau dengan PT KAI, bisa pakai (depo) punya mereka. Kayak di Joyoboyo pakai PT KAI,” jelas mantan kepala badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.

Alokasi dana yang dibutuhkan pun diperkirakan turun drastis. Risma memprediksi hanya Rp 600 miliar–Rp 800 miliar. Berdasar perhitungan PT KAI, dana yang diperlukan jauh lebih sedikit lagi. Hanya sekitar Rp 400 miliar.

Perbandingannya adalah pembangunan rel sepanjang 34 kilometer di Bandara Kualanamu, Medan. Total dana yang dihabiskan hampir Rp 1 triliun. Nah, dana sebesar itu banyak tersedot untuk pembebasan lahan. ”Kalau hitungan Pak Jonan, nggak sampai Rp 400 miliar,” tutur Risma.

Selain bicara pendanaan, rencana pengerjaan proyek sudah mulai dibahas. Risma membeberkan paling lambat sebulan lagi akan ada groundbreaking (peletakan batu pertama) megaproyek tersebut. Setelah itu, dalam waktu satu setengah tahun proyek diprediksi sudah jadi.

’’Kan juga harus menunggu kedatangan gerbong trem yang diimpor dari luar negeri. Trem itu nanti menggunakan tenaga baterai. Kecepatannya 30 kilometer/jam,” paparnya. (jun/c7/hud)

SURABAYA – Realisasi angkutan masal cepat (AMC) tinggal selangkah lagi. Kamis kemarin (11/9) Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News