PT PGE Butuh Investasi Rp 33 Triliun

PT PGE Butuh Investasi Rp 33 Triliun
PT PGE Butuh Investasi Rp 33 Triliun
JAKARTA - Setelah masuk sebagai salah satu program 100 hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), panas bumi (geothermal) kini menjadi primadona dan strategis. Bahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mendapat penugasan untuk memproduksi listrik program 10.000 megawatt (MW) tahap kedua. "Sementara untuk memproduksi geothermal sebanyak 1.342 MW pada 2014, dibutuhkan investasi USD 3,3 miliar atau Rp 33 triliun," kata Direktur Utama PT PGE, Abadi Purnomo, di Jakarta, Rabu (25/11).

Asumsi itu, menurut Abadi, didasari perhitungan bahwa untuk menghasilkan 1 MW dari hulu dibutuhkan biaya USD 3 juta. Jika sekarang ini produksi panas bumi PGE 272 MW, maka berarti dibutuhkan kurang lebih 1.100 MW untuk mengejar target produksi 1.342 MW pada 2014.

Investasi produksi geothermal sebesar itu, kata Abadi lagi, tidaklah terlalu susah. Dana Rp 33 triliun itu bisa berasal dari corporate loan dan menjadikan PT Pertamina sebagai perusahaan induk. Sementara PT PGE bisa mengembangkan skema pembiayaan, misalnya dari Bank Dunia sekitar USD 500 juta, serta dari lembaga keuangan swasta Jepang (JICA) USD 1 juta. "Selain itu, ADB juga mau masuk. Banyak sekali investor mau masuk. Tinggal sekarang bagaimana mengatur refinancing-nya," ujar Abadi.

Besarnya minat investor untuk masuk ke panas bumi tersebut, tidak terlepas dari perubahan global di mana dunia sepakat untuk mengurangi gas rumah kaca. Termasuk Presiden AS Barack Obama juga akan mempercepat pengurangan gas rumah kaca. Tekad itu yang mendorong dunia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar (berasal dari) fosil. "Artinya, investasi di fossil oil dikurangi dan dialihkan ke energi terbarukan," tambah Abadi.

JAKARTA - Setelah masuk sebagai salah satu program 100 hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), panas bumi (geothermal) kini menjadi primadona

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News