PTM Terbatas Menyelamatkan Siswa dan Guru
jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan SKB empat menteri yang memberikan akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dinilai tepat untuk menekan learning loss.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi, kesuksesan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sangat ditentukan oleh dukungan orang tua terhadap anaknya. Baik pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA.
Hanafi mengatakan, banyak dari siswa yang menggunakan waktu belajar untuk bermalas-malasan dan enggan mengerjakan tugas dari guru.
“Ini disebabkan lemahnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya yang harus belajar di tengah kedaruratan,” imbuhnya, Minggu (25/4).
Selain faktor kemalasan, ada masalah teknis lain yang menyebabkan anak kesulitan mengikuti PJJ.
Bantuan kuota pulsa yang diberikan Kemendikbud, katanya, dianggap belum maksimal menutup permasalahan dalam PJJ.
Sebab, banyak anak didik di daerah terluar dan tertinggal yang tidak punya HP, sinyal untuk mengakses internet juga sulit. Kalaupun ada sinyal putus nyambung.
“Sehingga dana untuk membeli pulsa cukup besar yang dikeluarkan oleh Kemendikbud menjadi sia-sia,” ujar Hanafi.
Kemendikbud menegaskan kebijakan PTM terbatas untuk menyelamatkan siswa dan guru dari stres serta putus sekolah
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru soal Kontrak Kerja PPPK, Honorer Perlu Tahu, jadi Ada Solusi Bagi yang Gagal
- P1 dan Guru PPPK Ingat Almarhum Amri, Naik Mobil Patwal, Beri Sangu
- Yandri Susanto: Indonesia Butuh Generasi Penerus yang Andal
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- Perkuat Platform Guraru, Acer Luncurkan Solusi End-to-End untuk Sektor Pendidikan