Puasa Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi?

Puasa Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi?
Pasien saat dites kolesterol. Foto: Ilustrasi

Namun, pada penelitian yang dijelaskan di atas, para partisipan yang menjalani penelitian mengonsumsi lebih sedikit lemak di bulan puasa, dengan lebih memilih jenis lemak tak jenuh dibandingkan lemak jenuh. Lemak jenuh adalah lemak yang ditemukan pada protein hewani dan dapat meningkatkan jumlah kolesterol jahat di dalam tubuh.

Penilitian lain yang menunjukan adanya manfaat puasa untuk menurunkan kolesterol jahat ialah yang dilakukan oleh Ismail dan Haron pada 31 mahasiswa di Universitas Teknologi MARA di Malaysia. Hasilnya, terdapat peningkatan jumlah kolesterol HDL dan penurunan kolesterol LDL, berat badan, serta trigliserida selama puasa di bulan Ramadan.

Pada penelitian ini, penurunan HDL berhubungan dengan penurunan berat badan orang yang diteliti.

Makanan yang dikonsumsi saat sahur akan diserap usus sempurna setelah kurang lebih delapan jam, sehingga tubuh baru memasuki tahap puasa setelahnya. Normalnya, sumber energi utama tubuh berasal dari glukosa yang disimpan di hati dan otot. Selama puasa, cadangan glukosa yang habis akan digantikan oleh lemak.

Sebuah penelitian lain memberikan hasil yang kontradiktif. Penelitian tersebut dilakukan pada 81 mahasiswa di Tehran University of Medical Sciences, Iran. Studi yang dilakukan dengan membandingkan berat badan, indeks masa tubuh (IMT), glukosa, trigliserida, HDL, dan LDL sebelum dan sesudah Ramadan, menunjukan hasil yang berkebalikan.

Penelitian ini mendapati bahwa jumlah LDL justru meningkat dan HDL menurun.

Penurunan jumlah kolesterol jahat dan peningkatan nilai kolesterol baik saat berpuasa bergantung pada pola makan yang diterapkan. Saat bulan puasa, tak jarang seseorang menjadi kalap saat berbuka.

Tak hanya dalam segi kuantitas, tapi juga makan terlalu banyak gorengan dan makanan bersantan bisa meningkatkan kolesterol jahat di dalam darah. Oleh karena itu, manfaat dari penurunan kolesterol tinggi saat berpuasa baru bisa dicapai dengan optimal jika jenis dan jumlah konsumsi makanan saat sahur dan buka puasa dijaga.(RN/RVS/klikdokter)


Para partisipan yang menjalani penelitian mengonsumsi lebih sedikit lemak di bulan puasa, dengan lebih memilih jenis lemak tak jenuh.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News