Publikasi Ilmiah Indonesia Terbanyak di ASEAN, Menristek Bambang Belum Puas
Selain dapat menunjukkan ranking peneliti berdasarkan berbagai data dari Scopus, Google Scholar, dan jurnal nasional, SINTA juga memiliki fitur yang dapat digunakan untuk menganalisa produktivitas dan kualitas publikasi dari afiliasi institusi, atau perguruan tinggi tempat peneliti bekerja.
Mantan menteri keuangan ini menambahkan,, kelebihan SINTA salah satunya bisa mengukur analisis kinerja dan output riset nasional.
Saat ini Kemenristek/BRIN fokus pada individu, peneliti atau dosen tetapi juga bisa dihitung berdasarkan institusi.
Kalau menggunakan data yang ada pada kondisi 2018 sampai tahun ini, posisi sementara paling tinggi outputnya atau paling produktif secara institusi adalah UI (12.579), kemudian UGM (9.292), ITB (8.778), kemudian IPB (6.300).
"Ini adalah contoh kita juga bisa melihat berdasarkan institusinya. Mudah-mudahan ini bisa menjadikan motivasi untuk para pimpinan universitas untuk terus mendorong para peneliti dan dosennya untuk lebih produktif menggasilkan produk ilmiah,” tandas Menteri Bambang. (esy/jpnn)
Menristek Bambang Brodjonegoro belum puas meski jumlah publikasi ilmiah Indonesia berhasil merajai ASEAN mulai tahun 2018 sampai saat ini.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Para Menteri Keuangan ASEAN Sepakati Visi Single Window
- Gandeng Shopee, AFF Kumpulkan Klub-Klub Terbaik Asia Tenggara dalam Shopee Cup Cup Asean Club Championship
- Netizen Heboh! Shopee Cup ASEAN Club Championship 2024/25 Bakal Segera Hadir!
- Turnamen Terbesar di Asia Tenggara, Shopee Cup ASEAN Club Championship 2024/25 Siap Dimulai
- AFF Umumkan Shopee jadi Mitra Resmi Pertama ASEAN Club Championship, 'Shopee Cup'
- Vietnam Kembangkan Teknologi Modern untuk Memantau Lingkungan Hidup