Puisi Papa Minta Saham

Namun kini disaksikannya jenis pemimpin yang sama
Reformasi membawa bau tengik serupa
Urat malu pemimpin yang sudah tiada
Walau mereka dipanggil yang mulia
Mengapa zaman tak kunjung berubah?
Seru Faruk mengumbar marah
(Mona dari tadi duduk saja terdiam
Faruk itu seniornya yang pendiam
Namun sore itu Faruk merah padam
Ia meledak geram)
"Mereka berkomplot, berjemaah"
Ujar Faruk Murka
"Merampok negara bersama
Kini mereka saling membela"
"Lihatlah peringai mereka
Merasa tak bersalah
Seolah culun dan bisa tertawa
Celakanya kita harus memanggilnya yang mulia"
"Ini kebusukan tanpa preseden
Berani mencatut nama presiden
mencatut nama wakil presiden
Ringan saja seperti penari sinden
(Mona tetap diam saja
Berdua duduk di beranda
Rapat aktivis baru saja reda
Kasus Papa minta saham menjadi agenda)
"Free Port hanya satu perkara
Di meja makan mereka, terhidang kue Indonesia
Mereka potong dan berbagi sesukanya
Dan berak di atas kepala kita"
(Mona tetap duduk tenang
Dibiarkannya seniornya mengerang
Faruk aktivis idealis
Kini mulai pesimis)
JAKARTA - Bola liar skandal Papa Minta Saham masih terus bergulir. Respons masyarakat terhadap kasus yang disebut-sebut melibatkan banyak pejabat
- Waka MPR Lestari Moerdijat Ungkap Perlunya Identifikasi Masalah Perempuan dengan Tepat
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan
- Polda Jabar Tangkap 4 Orang Perusuh Saat Peringatan May Day di Bandung
- Kemenag: 29.288 Jemaah Calon Haji Indonesia Tiba di Madinah
- KPK Periksa Direktur PT Visiland Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan di PT INTI