Puisi Papa Minta Saham
Namun kini disaksikannya jenis pemimpin yang sama
Reformasi membawa bau tengik serupa
Urat malu pemimpin yang sudah tiada
Walau mereka dipanggil yang mulia
Mengapa zaman tak kunjung berubah?
Seru Faruk mengumbar marah
(Mona dari tadi duduk saja terdiam
Faruk itu seniornya yang pendiam
Namun sore itu Faruk merah padam
Ia meledak geram)
"Mereka berkomplot, berjemaah"
Ujar Faruk Murka
"Merampok negara bersama
Kini mereka saling membela"
"Lihatlah peringai mereka
Merasa tak bersalah
Seolah culun dan bisa tertawa
Celakanya kita harus memanggilnya yang mulia"
"Ini kebusukan tanpa preseden
Berani mencatut nama presiden
mencatut nama wakil presiden
Ringan saja seperti penari sinden
(Mona tetap diam saja
Berdua duduk di beranda
Rapat aktivis baru saja reda
Kasus Papa minta saham menjadi agenda)
"Free Port hanya satu perkara
Di meja makan mereka, terhidang kue Indonesia
Mereka potong dan berbagi sesukanya
Dan berak di atas kepala kita"
(Mona tetap duduk tenang
Dibiarkannya seniornya mengerang
Faruk aktivis idealis
Kini mulai pesimis)
JAKARTA - Bola liar skandal Papa Minta Saham masih terus bergulir. Respons masyarakat terhadap kasus yang disebut-sebut melibatkan banyak pejabat
- Rosan Roeslani, Sufmi Dasco, Hingga Wiranto Jadi Dewan Penasihat GP Ansor 2024-2029
- UMKM Nahdliyin Mendukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis
- Cucu SYL Bantah Klaim Biaya Kecantikan hingga Minta Jabatan ke Kementan
- Kemnaker Ajak Negara ASEAN & Asia Pasifik Bersinergi dalam Penggunaan Tenaga Kerja Asing
- UNICEF Sebut Anak-Anak Berperan Penting dalam Menjaga Lingkungan
- Majelis Hakim Terima Nota Keberatan Gazalba Saleh