Puisi Papa Minta Saham

Puisi Papa Minta Saham
Suasana di luar ruang rapat MKD, saat sidang Setya Novanto, Senin (7/12). Foto: Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Namun kini disaksikannya jenis pemimpin yang sama
Reformasi membawa bau tengik serupa
Urat malu pemimpin yang sudah tiada
Walau mereka dipanggil yang mulia
Mengapa zaman tak kunjung berubah?
Seru Faruk mengumbar marah

(Mona dari tadi duduk saja terdiam
Faruk itu seniornya yang pendiam
Namun sore itu Faruk merah padam
Ia meledak geram)

"Mereka berkomplot, berjemaah"
Ujar Faruk Murka
"Merampok negara bersama
Kini mereka saling membela"

"Lihatlah peringai mereka
Merasa tak bersalah
Seolah culun dan bisa tertawa
Celakanya kita harus memanggilnya yang mulia"

"Ini kebusukan tanpa preseden
Berani mencatut nama presiden
mencatut nama wakil presiden
Ringan saja seperti penari sinden

(Mona tetap diam saja 
Berdua duduk di beranda
Rapat aktivis baru saja reda
Kasus Papa minta saham menjadi agenda)

"Free Port hanya satu perkara
Di meja makan mereka, terhidang kue Indonesia
Mereka potong dan berbagi sesukanya
Dan berak di atas kepala kita"

(Mona tetap duduk tenang
Dibiarkannya seniornya mengerang
Faruk aktivis idealis
Kini mulai pesimis)

JAKARTA - Bola liar skandal Papa Minta Saham masih terus bergulir. Respons masyarakat terhadap kasus yang disebut-sebut melibatkan banyak pejabat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News