Puncak Jaya di Papua Jadi Gletser Tropis Terakhir di Dunia, Tapi Terancam Punah
Pada ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, penurunan suhu dan hujan berubah menjadi salju, kemudian membentuk es dan memadat menjadi gletser.
Sebagai salah satu wilayah terbasah di bumi, hujan turun di kawasan Papua ini hampir 300 hari dalam setahun, tetapi suhu yang memanas membuat hujan tidak lagi berubah menjadi salju.
Gletser mencair dari atas dan bawah.
"Kami menyebutnya pelelehan basal, mencair dari dasar. Saat daerah yang lebih gelap di sekitar gletser membesar, gletser menyerap lebih banyak radiasi matahari, sehingga semakin hangat," kata Dr Donaldi kepada program Earshot dari ABC Radio National.
"Selain itu, tanah di mana gletser berada tidak datar, sehingga es dapat meluncur ke bawah lebih cepat."
Photo: Perbandingan gletser yang tersisa di Puncak Jaya, Papua dengan warna biru di tahun 1988 (kiri) dan 2017 (kanan). (Supplied: NASA Earth Observatory)
Proses mencairnya es yang cepat terlihat dari angka-angka berikut: pada tahun 1850 luas gletser mencapai 19,3 kilometer persegi, di tahun 1972 menjadi 7,3 kilometer persegi, tapi kemudian menyusut menjadi hanya 0,5 kilometer persegi di tahun 2018.
Tahukah Anda jika Taman Nasional Lorentz di provinsi Papua adalah gletser tropis terakhir yang tersisa di kawasan Asia?Beberapa orang menyebutnya Gletser Keabadian, meski belum tentu akan bisa bertahan lama
- Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Paniai, DPO Polda Papua Sejak 2015
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Benyamin Arisoi Bakal Jadi Pasangan Cawagub, ini Kata Irjen Fakhiri
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya